Semasa sekolah, setiap selasa-kamis malem ambil les bahasa. Pulangnya papa sering jemput. Papa itu jarang terlihat lelah atau bahkan kesusahan di depan anaknya. Dikala itu hujan deras dan papa tetap bersikeras untuk jemput anaknya dan akhirnya kita pun naik motor hujan-hujanan. Yah walaupun pakai jas ujan pun tetap saja udara dingin menyerang. Tapi di wajahnya keliahatan bahagia saja dengan senyumannya yang khas…
Musim hujan yang entah kapan itu terjadi. Papa pulang kerja bermandikan hujan. Bermodal jas hujan dia tetap terabas jalan raya hanya untuk sampai rumah. Entah kenapa beliau hari itu tidak mengendarai mobil seperti biasa. Sesampainya beliau di rumah, mama mengingatkan untuk lekas mandi dengan air hangat namun papa dengan alasan lelah memilih untuk langsung istirahat. Keesokannya dia mengeluh sakit dibagian punggungnya. Dan entah kenapa berangsur-angsur penyakitnya semakin bertambah. Akhirnya dia pun sudah menyerah dengan hidupnya.
Aku tidak membenci hujan setelah itu, aku hanya merasakan kehadirannya di saat hujan turun. Dan semalem entah kenapa aku merasakan beliau melihat aku dari atas, menyaksikan tingkah pola aku menerjang hujan, khawatir melihat aku yang sedang menunggu patas diantara puluhan orang yang baru pulang aktifitas dan tersenyum ketika aku sampai dengan rumah. Hujan dan papa..suatu hal yang terkoneksi dalam pikiran aku ketika aku sendiri..
Love you Dad….
3 komentar:
hiks...ceritanya bikin mengharu biru...*kirim al-Fatihah buat alm papa dekna*
wahh..baru bacaaaaa...kok kamu bisa berkunjung ke blog aqw *shyshycat* makasih kamu atas kiriman doanya :)
bisssaaaa donk...kan punya blog jg walo ga ngerti ngedandaninnya gmn...xixixi..yg penting corat coret....:D
Posting Komentar