Dan mungkin bagi sebagian orang ini hanyalah bentuk "ke-lebay-an" seorang manusia biasa.
****
Udah 2mingguan ini Allah sedang memberikan kenikmatan curah hujan yang tidak sedikit sehingga banyak area yang terkena dampak limpahan air yang tidak bisa di tampung. Banjir dimana-mana, salah satunya kawasan tempat saya bertemu dengan malaikat2 kecil, yaitu Manggarai.
Hari ini saya mendapat kabar dari grup #FriendsFromHeaven kawasan manggarai ketinggian air semakin meningkat,adik2 terpaksa pindah tempat untuk mengungsi dikarenakan posko sementara mereka tergenang air, sebagian dari mereka harus tidur dengan selimut dari kardus. Akhirnya sebagian dari #FriendsFromHeaven bergerak malam ini juga akan berkunjung ke Manggarai, dan saya terdiam sejenak. Apakah saya sanggup untuk kesana? Mengingat jarak Manggarai ke rumah saya di Tangerang tidaklah dekat. Menurut saya jarak bukanlah alasan tapi lebih kepada jam operasional angkutan umum yang hanya sampai jam10 malam.
Dan pemikiran itu ter#skip sementara waktu karena tugas kantor yang harus dikerjakan.
Ketika waktu menunjukan jam pulang, saya cek grup 2 orang confirm untuk datang, lalu 2 orang lagi menyusul. Dan saya pun ikut terpanggil. Okey saya ikut tanpa memikirkan gimana nantinya.
Dari kantor kebetulan bertemu dengan teman yang searah ke stasiun Cawang, jadi bisa ikutan "nebeng" dan naik kereta arah Manggarai. Namun karena kemacetan Jakarta yang kadang bisa buat kita "ngga santai" membuat saya telat sampai di meeting point.
Jam1/2 9 saya baru bertemu dengan adik2, bahagia itu sederhana ketika melihat mereka menyapa dan tertawa. Ini yang saya bilang malaikat kecil.
Alhamdulillah mereka semua dalam keadaan sehat, alhamdulillah ada bantuan untuk mereka berupa biskuit dan susu, Alhamdulillah kami berhasil mengumpulkan data adik2 yang memerlukan selimut, Alhamdulillah hujan turun ketika semua sudah selesai.
Saya pun terdiam sejenak ketika melihat jam. Waktu menunjukan 1/2 10 dimana saya hanya punya waktu 1/2 jam sampai tempat patas biasa "ngetem", hujan deras, taksi tidak ada yang lewat sehingga saya harus berjalan sampai stasiun manggarai.
Dan keajaiban kecil pun terjadi. Diantara hujan deras saya dan 1 orang teman saya melihat dari kejauhan taksi biru yang akan balik arah, dari kejauhan kita berteriak (walaupun kita yakin hal itu sia-sia) dan kita berlari berharap taksi biru melihat dan benar taksi itu menunggu. Ketika kita duduk ternyata supir taksi biru seorang perempuan. Awalnya dia keberatan untuk mengantarkan namun karena merasa kasihan dengan saya akhirnya dia tetap mau mengantarkan. Setidaknya sampai saya menemukan taksi yang lain (walaupun awalnya saya sudah memutuskan naik taksi saja sampai Tangerang, namun tidak enak hati mendengar cerita si ibu supir yang poolnya di kelapa gading dan khawatir akan akses jalanan yang terkena banjir). Namun entah kenapa si ibu taksi akhirnya bersedia mengantarkan saya sampai tempat "ngetem" patas.
Waktu menunjukan jam10.05 patas sudah bersiap tinggal landas dan karena saya tidak enak dengan si ibu taksi jika harus menurunkan tepat di depan patas, yang nantinya membuat dia susah balik arah ke kelapa gading maka saya memutuskan untuk turun di jalan. Saya pun berlari di tengah hujan deras dan berhasil menaiki patas terakhir walaupun harus berdiri.
Semua itu menurut saya keajaiban sederhana yang dibuat oleh Allah untuk mempermudah saya. Saya yang agak sedikit "parno" naik taksi di malam hari di tengah hujan dikarenakan pengalaman yang tidak menyenangkan sebelumnya, dipertemukan dengan ibu supir baik hati. Saya yang tidak "stabil" berlari diantara turunnya hujan karena sering terpleset, terjatuh namun berhasil berlari dengan benar.
Dan saya ingin mengulanginya lagi untuk mendapatkan keajaiban sederhana lainnya.
Selamat berniat baik dan tetap semangat...
Regards,
Dena